my slide

Selasa, Agustus 24, 2010

Tulang Punggung Band

Di situs yang saya moderasikan sedang hangat perbicangan mengenai instrumen yg paling penting dalams sebuah band. Ya semua instrumen memang penting, namun ada yg menjadi kurir dalam sebuah band, tulang punggung untuk instrumen lainnya.

Drum menjadi begitu penting peranannya dalam musik kontenporer masa kini. Di luar kesalahkaprahan orang awam bahwa drum merupakan time keeping, drum memiliki fungsi mendasar, yaitu memberikan warna dalam sebuah lagu atau band. Kenapa kesalahkaprahan awam bahwa drum merupakan time keeper? Karena tanggung jawab tempo bukan saja milik drummer, namun semua anggota dalam band. Contoh, ini kisah adik saya yg berlatih untuk acara tahun baru kemarin. Sewaktu latihan tempo dia 'lari' (walopun kemungkinan besar karena suasana sudah tidak enak duluan. Ya soalnya adik gw datangnya terlambat). Sampai ketua bandnya berujar, "Drew, kalo loe masih lari lagi, gw suruh si Junet gantiin loe nih?!". Ya karena sadar diri sudah terlambat ade gw cuma bisa manyun aja sambil joget-joget gitu (ya gak lah).

Alhasil doi belajar lagunya mati-matian pake metronome. Sewaktu tampil, sudah dengan persiapan dan latihan yg ok, plus metronom sebagai kawan sejati dalam menjaga tempo. Eh pas nge-gig adik saya yg sudah mati-matian jaga tempo (sampe wajahnya ngeden-ngeden gitu) tetap aja lari. Yang bikin lari kali ini bukan dia, melainkan temen-temennya yg sudah terbawa suasana.

Initnya, tanggung jawab tempo tidak bisa dikambing hitamkan terhada drum atau salah-satu instrumen, namun merupakan tugas bersama dalam band tsb.

Pentingkah drum?

Tidak usah diperdebatkan lagi mengenai esensi penting dari drum. Drum yg paling sering di caci-maki (baca komplain.red) dalam sebuah band atau kelompok musik, menunjukan kepada kita betapa instrumen lain 'bergantung' terhadap drum -- diakui maupun tidak. Sesi rekaman yg diawali dengan pengambilan drum terlebih dahulu merupakan salah-satu contoh yg gambalang.

Tidak ada instrumen lain yg begitu mencoloknya jika melakukan kesalahan selain drum ini. Mungkin itu juga alasan drummer diletakan dibelakang (selain dibalik drumnya sendiri), agar tidak terlalu malu jika melakukan kesalahan.

Ok, memang drum instrumen yg begitu esensi dalam sebuah band, namun sayangnya drum bukan penunjuk genre. Maksudnya gnere suatu musik tidak ditunjukan oleh permainan drum. Sepenting-pentingnya posisi drum, bukan instrumen ini yg menjadi tulang punggung dari sebuah band. Tentunya band yg bagus.

Dari hasil obrolan ringan dari para musisi, bisa dipastikan bass lah yg memiliki peranan tulang punggung dalam sebuah band/kelompok musik. Kenapa bass?

Karena bass yg menghubungkan ketukan dalam drum agar dapar di interpretasikan dalam melodi/cord. Makanya seorang pemain bass yg baik akan mencoba mendengar pemain drumnya dengan seksama, dan mencoba membahasakan dengan nada (bisa dibayangkan kan betapa susahnya bass, selain memperhatikan cord dia jg harus memperhatikan beat drum). Sedangkan sampai pada tahapan tertentu drummer hanya perlu mendengarkan pemain bass. Begitu jg instrumen lain (gitar, keyboard) hanya perlu mengetahui (sering kali malah memberitahukan) cord atau melodi tertentu dari bass.

Karena aktifitasnya yg menghubungkan ini, maka dengan gamblang jenis musik dari sebuah lagu akan terungkap dari pemain bass. Ini pula yg menunjukan dengan mudah jenis aliran musik tertentu yg sedang dibawakan band tsb.

Kita bisa saja ber-fillin ria ditengah lagu -- khususnya fillin dari genre yg berbeda dari musik yg sedang kita mainkan. Namun saat bassist mencoba ber-fillin latin ditengah lagu yg notabene bergenre pop, maka bangunan lagu tsb akan goyah. Menjadi tidak jelas.

Sebuah band akan solid jika memiliki pemain drum yg menyatu dengan pemain bass, dan pemain bass yg menyatu dengan keyboard/gitar. Ini membuat musik tsb menjadi 'satu suara', bukan sekedar dengungan dari beberapa instrumen.

Sejarah Permusikan Jazz

Dalam sejarah permusikan jazz kata 'bop' digunakan (setahu gw) untuk beberapa style dari genre jazz, yaitu: bebop, hard bop, post bop, neo bop, juga Bop Marley (hehe kidding). Walopun keempatnya menggunakan kata ‘bop’ enggak berarti mereka berhubungan secara langsung. Tapi secara tidak langsung ada keterkaitan antara keluarga ‘bop’ tsb. Misalnya hard bop or post bop lahir dari kritikan atas tren bebop. Walopun begitu tidak bisa dibilang penyebab langsung karena jauh sebelum hard bop ada, sudah ada lebih dulu warna lain yang secara langsung merupakan 'kritik' atas tren bebop (akhir dekade '40an), yakni 'west coast jazz' (nama lainnya cool jazz) karena kebanyakan musisinya dari Los Angeles, California (daerah pantai barat AS).



Namun saya katakana pengaruhnya secara tidak langsung karena hard bop oleh beberapa orang justru diklaim sebagai reaksi para musisi jazz 'East Coast' (daeraah sekitar New York) atas populernya cool jazz. Jadi bukan reaksi atas bebop itu sendiri. Hard bop mulai naik daun di pertengahan '50an juga merupakan hasil intepretasi musisi jazz generasi baru saat itu atas bebop. Ciri-ciri hard bop, tidak bertempo sangat cepat seperti bebop, progresi kord dan melodinya lebih sederhana dan soul (tapi jangan bukan seperti soul musik saat ini), bassline juga gak harus walking bass (lebih demen memakai bassline berpola layaknya musik soul). Hard bop lebih berumur panjang trendnya,yaitu sejak pertengahan '50an hingga akhir '60an, dan juga pengaruhnya sangat besar bagi terciptanya style-style jazz sesudahnya. Pengaruhnya masih teraasa hingga era '80an. Yang paling kentara ketika musisi jazz era '80an tersebut bermain mainstream. Hard bop sendiri makin membuka gerbang bentuk kreativitas baru, seperti gaya modal (Davis-Coltrane-Evans) dan soul-jazz (Horace Silver cs) yang sering disebut sebagai bagian dari 'keluarga besar hard bop'. Di era ini pula lahir istilah 'standard jazz', membawakan lagu-lagu non-jazz atau lagu pop dalam bentuk jazz.(jangan bayangkan lagu pop jaman sekarang, karena lagu pop yg dimaksud adalah lagu-lagu kabaret).



Di tengah era hard bop itu (pertengahan '50an sampai akhir '60an), beberapa musisi jazz muda mencoba mengadopsi beberapa cirri khas hard bop menjadi sebuah warna baru. Banyak tokoh hard bop yang ada dibalik warna-warna baru ini. Misalnya Coltrane, di mana album 'Love Supreme'-nya sering diklaim bikin gara-gara hingga lahir avant garde serta free jazz. Atau Miles Davis dengan 'In A Silent Way'-nya yang mendorong lahirnya jazz-rock (album ini oleh beberapa orang diklaim sebagai pendorong lahirnya jazz-rock). Malah ketika Bob James, Dave Grusin, dan temen2 mereka lainnya (dari geng Pantai Barat) memodifikasi jazz-rock menjadi lebih poppish (mengutip IBS atau DownBeat disebut sebagai 'the 2nd generation of jazz-rock', atau sekarang orang lebih suka menyebutnya sebagai fusion), idiom-idiom dari hard bop lah yang banyak diadaptasi.



Ketika musisi jazz lagi keranjingan modal jazz, free jazz, dan sebagainya, tiba-tiba muncul satu kelompok yang terdiri para musisi muda jazz yang mencoba memainkan tradisi bop (bebop dan hard bop) dalam konteks serta intepretasi yang lebih moderen. Mereka memainkan karya-karya sendiri yang melodi, chord, aransemen, pilihan note saat improvisasi serta nuansanya sedikit berbeda dengan bebop atau hard bop. Mereka yang menamakan kelompok ini sebagai The Young Lions (Wayne Shorter cs) tersebut mulai memperkenalkan riff-riff atau comping non-jazz (di piano, layaknya gaya funky & R&B) juga walking bass serta bentuk ritmik pada drum yang lebih longgar serta bebas (tapi tak sebebas free jazz). Walau hanya sempat merilis satu album terus bubar ('60an awal), The Young Lions dianggap membawa angin segar dalam jazz. Terbukti banyak musisi senior mereka yang kena pengaruh, misalnya Cannonball Adderly atau Art Blakey & Thye Jazz Messanger yang rajin

bermain dengan warna ala Wayne Shorter cs itu, yang kemudian oleh media disebut sebagai 'post bop'.



Post bop makin populer sebagai 'warna alternatif' yang diambil musisi jazz muda era '60an akhir hingga sekarang ketika mereka enggak mau main fusion atau jazz rock, tapi memilih bermain 'mainstream'. Post bop sendiri semakin lama semakin kaya. Tak hanya ditingkahi pengaruh soul, gospel, atau funky, tapi ketika masuk 'era '80an ke sini malah banyak disisipi beat-beat rock (misal, penggunaan power pada drum bahkan efek distorsi pada gitar, namun diiringi walking bass dan harmoni ala jazz terutama penggunaan struktur modal jazz). Atau di sisi teknis, musisi yang rajin main post bop, juga memasukkan bunyi-bunyian non-akustik, misal synthetizer, elektrik bass, bahkan sequencer (contoh paling populer tuh komposisi 'Got A Match'-nya Electrik Band).



Masuk era '80an, ketika jazz sedang dilanda fusion, crossover jazz, dan lain-lain (post bop juga gak gede-gede banget saat itu, maklumlah karena baru naik daun lagi justru pas masuk era '90an), muncul generasi muda musisi jazz di New York yang kembali memainkan jazz layaknya musisi '40an-'50an. Sekelompok anak muda yang dimotori adik-kakak Wynton dan Branford Marsalis ini membentuk band yang juga dinamakan 'The Young Lions' karena ingin membawa semangat yang sama ketika Wayne Shorter cs muncul di tahun '60an. Marsalis bersaudara ini seperti melakukan 'pemurnian' kembali jazz dengan mengangkat idiom-idiom swing dan bebop ke permukaan. Bahkan Wynton juga bereksperimen dengan mengangkat kembali gaya swing big band layaknya Glen Miller, Artie Shaw, dan lain-lain. Ulah Marsalis bersaudara ini ternyata sukses, membuat para penggemar jazz muda saat itu kembali keranjingan swing dan bebop. Bahkan melahirkan kembali musisi2 muda jazz yang lebih tradisional tapi terdengar moderen

(Kenny Garret, Joshua Redman, Harry Connick Jr dan lain-lain). Lagi-lagi media dan industri dibuat pusing, hingga harus memberi generasi ini sebuah label untuk musik mereka yakni neo-bop.



Tapi asyiknya sih kita jangan melakukan dikotomi secara ketat atas musik2nya para musisi jazz era '80an ke sini, apakah mereka masuk geng post bop atau neo bop, karena pelabelan kan kerjaan media dan industri. Kenyataannya banyak contoh musisi yang gak harus berada di warna musik itu melulu. Sebut saja Joshua Redman (saksofonis), yang awalnya begitu tradisional, tapi juga kadang ber-post bop ria, malah sempat juga bergaya fusion. Atau YellowJackets, ketika masuk album 'Four Corners', warna post bop langsung terasa. Tapi kadang mereka begitu tradisional, seperti yang tergambar di beberapa lagu dalam album 'Dreamland'.



Di tulis ulang dari milis KJK.

tahapan bermain musik (baca : drum.red)

Drum. Bagi saya ini alat musik 'terindah' dan 'termudah' yg pernah tercipta. Sungguhkah indah? Itu tergantung siapa yg mendengarkan hehe. tapi sungguhkah mudah? Hm sampai pada tahap tertentu, bermain drum itu mudah. Namun kenapa kebanyakan orang, khususnya malah para musisi instrumen lain (beberapa pemain drum itu sendiri) meng-uderestimat-kan alat musik ini. Banyak dari mereka berpikir ini instrumen pelengkap atau pengiring yg siapa saja bisa memainkannya. Mungkin benar siapa saja bisa memukul drum, tapi tidak semua orang bisa memainkannya.

Sebelumnya mari kita cek dulu sebentar tahapan dalam bermain musik (khususnya drum dalam topik ini). Saya membagi dalam tiga tingkat atau tahapan bermain drum. Tahap pertama adalah Memukul Drum. "Doni, pukul drum itu!". Ya siapapun bisa memukul drum, wong hanya mukul, apa susahnya. Pada tahap ini tidak ada seorangpun yg suka mendengarkan drum -- kecuali orang tua yg melihat anaknya memukul drum tsb dan menganggap anaknya punya bakat main drum. Salah-satu orang tua murid yg anaknya berusia 4-6th,

"mas, ini anak saya mau belajar drum"
"Ow iya. Anaknya sudah pernah belajar drum?"
"Belum mas. Cuma saya lihat anaknya saya punya bakat main drum. Tiap hari selalu mukul-mukul meja kalo dengar musik (untung gak mukul-mukul ibunya). Sebenarnya anaknya sudah minta drum ke bapaknya, cuma bapaknya bilang les aja dulu. Ya biar deh dia les dulu, kan kalo anaknya sudah mau kita orang tua susah larangnya mas".
Saya cuma ber-'oow...' dengan panjangnya, dan ini tandanya awal dari bencana. "Ok, dicoba dulu ya bu".

Beberapa minggu berikutnya,
"Maaf bu, saya tidak bisa ngajarin anak ibu", kata saya dengan berat hati.
"Loh memang kenapa mas?"
"iya, sepertinya anak ibu lebih senang mukul-mukul meja dari pada main drum. Tidak ada satupun yg di perhatikan. Semua tom, hihat, dan snare di pukul-pukul seperti meja"


Banyak dari orang tua beranggapan kalo anaknya suka mukul-mukul meja (atau benda lainnya yg bias dipukul) saat muncul video-clip lagu di TV, berarti anaknya 'berbakat' bermain drum -- mungkin berbakat meukul-mukul drum, tapi bukan bermain drum. Secara psikologis, anak seusia ini memang senang membunyikan (termasuk memukul) sesuatu. Pada usia seperti ini daya rangsang terhadap bunyi-bunyian mulai berkembang. Anak ibu senang mukul meja karena gak ada piano dirumah ibu. Coba deh kalo ada piano, pasti piano yg dipukul.

Pesan bagi para orang tua yg anaknya senang mukul-mukul, percayalah, itu bukan karena anak anda berbakat.


Sekian OOT-nya bagi para orangtua. Tahap kedua adalah Bermain Drum. Pada tahap ini
semakin terseleksi orang-orang yg bisa melakukannya. Kenapa? Karena pada tahap ini diperlukannya sebuah pengenalan yg lebih dalam untuk bermain drum. Tahap ini membutuhkan pembelajaran teknik teknik-teknik dasar sampai lanjutan (mungkin atas) dari bermain drum. Pada tahap ini kita belajar mengenal alat ini, mengenal jenis pukulan. Tahu dari yg namanya paradidle sampai ostinato.

Pada tahap ini yg menjadi pembatas dengan tahapan berikutnya begitu tipis. Mungkin permainan yg dihasilkan terdengar sama namun sumbernya dari tingkatan yg berbeda. Tahap ketiga adalah Bermain Musik. Lantas apa bedanya dengan bermain drum? Bukannya kita bermain drum juga untuk bermain musik?

Pada tahap bermain musik, pikiran kita tidak dibatas pada taknik semata. Masih bingung? Pernah gak pada saat kita mengiringi musik, dan pada saat perpindahan, kita mikirn fillin-nya mau bagaimana? Ya memang gak mutlak, tapi ini barometer untuk melihat perbedaan tsb. Dulu saya sendiri seperti ini. Saat bermain sibuk mikir beat yg bagus, fillin yg bagus (tepatnya yg 'wah'/cool) dan teknik apa yg digunakan, tanpa memikirkan musisi lain, dan apa lagi musiknya itu sendiri.

Roy Burns pernah bertutur kali pertama dia live recording trio. Sebelum memulai sesi rekaman, dia bertanya kepada pemimpin bandnya, " kamu ingin saya bermain apa untuk rekaman ini?". Pemimpin band tsb memandang Roy dengan heran, lalu berkata, "mainkan saja sesuai musiknya Roy".

Tidak salah memikirkan teknik, namun jangan berfokus pada teknik saat kita bermain musik. Kita bermain musik, jadi fokuskan pada musiknya. Kalo kita bermain teknik, atau bermain kelereng, baru fokuskan pada teknik atau kelerengnya. Teknik sumpama kata-kata dalam sebait kalimat musik. Jika kita berfokus pada kata-kata, dan bukan kepada kalimatnya (seperti orang yg baru belajar bahasa inggris), maka kata-kata tsb -- jadi sih sebuah kalimat, namun tidak ada pesan yg dikandungnya, atau malah keliru.

Musisi yg baik harus memiliki pesan dalam permainan musiknya, sehingga musik yg ia mainkan memiliki makna untuk para pendengarnya.

Musisi sekaliber Dave Weckl, Vinnie Coulaiuta, Steve Gadd, selalu berfokus pada musiknya, bukan pada teknik drum mereka, sehingga musik mereka memiliki pesan untuk disampaikan kepada para pendengarnya.

Pesan moralnya, anda perlu teknik untuk memainkan sebuah alat, namun anda perlu makna untuk sebuah musik

Art of Practice

Hal yang tidak pernah berhenti kita lakukan sepanjang hidup kita salah-satunya adalah berlatih. Bahkan bagi seorang atlit yang telah pensiun pun, mereka masih terus berlatih, walaupun tujuan dan manfaat yang mereka peroleh berbeda-beda. Namun ironisnya sering kali kata ini menajdi kata yang sangat menjengkelkan untuk di dengar.


Sering kali murid-murid saya (dalam drum private) atau teman-teman saya bertanya, Bagaimana cara melatih tangan kiri? Bagaimana cara melatih kick motion? Biasanya jawaban saya, atau jawaban semua drummer pada umumnya itu membuat mereka menari nafas panjang atau malah jengkel. ’Latihan’. Mereka sudah tahu jawabannya, benar, dan memang hanya ada satu jawaban, yaitu latihan. Namun kenapa acap kali hasil yang di dapat dari berlatih bisa berbeda-beda? Satu kata yang dilakukan smua drummer, namun hasilnya bebeda. Banyak yang berkata sudah berlatih sekian jam tapi hasilnya tidak ada, malah tidak sedikit yang jenuh dan tertekan saat berlatih.


Sering kali latihan menjadi momok karena kebanyakan dari kita tidak tahu apa yang mau kita lakukan di ruang latihan, dan akhirnya terperangkap dalam labirin latihan yang tidak habis-habisnya tanpa hasil. Kita masuk ruang berlatih dengan ekspektasi yang besar untuk satu tujuan, namun saat berada di tengah-tengah ruangan berlatih, kita tidak tahu harus melakukan apa untuk mencapai apa yang kita inginkan. Akhirnya waktu kita berjam-berjam sebenarnya di pakai untuk ’bermain’ dalam ruang lingkup latihan, dan diakhir sesi latihan, kita mengatakan ke diri kita bahwa kita telah berlatih 4jam namun sebenarnya kita tidak mendapatkan kemajuan yang berarti dari hari kemarin. Apa yang harus kita perhatikan agar sesi latihan itu efektif dan membangun kemampuan kita, memperoleh apa yang kita inginkan?


Beberapa tips yang bisa saya bagikan disini, khususnya ini bekerja terhadap saya, dan saya harap juga kepada anda sekalian.


Pertama-tama tentukan tujuan. Apa yang ingin kamu dapatkan dalam sebuah latihan. Tanpa tujuan, sebuah perjalanan menjadi sangat panjang tanpa henti dan membosankan. Tujuan ini yang mbuat kita dapat terus berjalan saat segalanya menjadi susah. Contoh, jika kita berlatih samba, itu merupakan sebuah tujuan. Jangan keluar dari sesi latihan, sampai tujuan tsb tercapai. Terlihat sepele, namun ini lah yang bisa menolong kamu keluar dari sesi latihan dengan hasil yang diimpikan. Sesungguhnya inilah bagian yang menyenangkan dari latihan.



Hal berikutnya yang perlu di lakukan sebelum barlatih adalah mengambil waktu. Bukan menyisihkan waktu, namun menyediakannya secara khusus, bukan sekedar meluangkan waktu. Jika kita tidak menyediakan waktu yg sepantasnya untuk berlatih, jangan harap skill kita akan bertambah. Semakin banyak kita menabur waktu untuk sebuah hasil yang kita inginkan, maka semakin besar pula yang akan kita tuai dari hasil latihan tersebut, itu sudah sepantasnya. Kalo kita hanya meluangkan waktu lima menit di gymn, jangan berharap tubuh kita menarik dilihat rekan wanita di kantor. Walaupun di Men’s Health Indonesia terpampang judul besar-besar ’Membentuk Tubuh dalam 5menit Sehari’, percayalah itu hanya untuk membuat anda membelinya (termasuk juga saya). Sesungguhnya dibutuhkan lebih dari sekedar 5mrnit sehari untuk mendapatkan tubuh idaman anda (loh kok ini jadi ngebahas membentuk tubuh sih??!).




Setelah kita memliki tujuan dan waktu, apa lagi yang dibutuhkan? Sebuah Materi latihan. Di bawa ini beberapa bagian didalam materi latihan tsb. Tidak harus begini, tergantung kebutuhan, namun kira-kira beginilah acuannya.

Pemanasan (10-15% dari waktu latihan), biasanya peregangan, rudiment nonstop sepanjang waktu pmenasan. Biasanya dengan tempo medium. Tidak usah cepat-cepat, karena tujuannya hanya untuk melemaskan otot-otot sebelum masuk dalam materi yang lebih berat.

motion, cordination (20-35%), ini melatih kordinasi tangan-tangan, kaki-kaki, dan tangan-kaki. Biasanya ini yang paling sering ingin dilatih. Semisal double pedal, rudiment, dll. Ini termasuk kordinasi. Seperti kata Vinnie Coulaiuta, dan Akira Jimbo, drum is all bout rudiment, yang notabene merupakan kordinasi tubuh. Kordinasi tubuh tanpa motion tidak akan menghasilkan sebuah musik. Ini yang membedakan antara sekedar ’bunyi’ dengan musik.

Pattern, groove (20-35%), selain kordinasi, kita perlu juga mengaplikasikannya kedalam sebuah pattern groove. Semisal yang kita sedang latih adalah fivestroke roll. Setelah menguasai kordinasi bentuk rudiement dan motionnya, kita belajar menerapkan dalam fill-in sebuah lagu.

reading, hearing; selain mengaplikasikan kedalam sebuah pattern, kita perlu juga merubah pola-pola tsb. Semisal saat kita berlatih fivestroke roll di snare, kita perlu juga memindahkan ke tom-tom, or tom2-snare, or simbal-snare, dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita ciptakan. Ini tidak semata melatih kordinasi dalam drumset, namun juga melatih pendengaran kita dalam bentuk kordinasi suara yang berbeda. Tidak jarang saya sendiri sering dikejutkan dengan suara yang dihasilkan dengan sedkit saja perubahan dalam kordinasi drumset, secara pattern rudiment yang dimainkan sama. Selain itu juga belajar untuk menuliskan semua yang kita mainkan, dan memainkan semua yang kita tuliskan.



Porsi waktu tidak harus seperti diatas, bisa dirubah sesuai dengan porsi yang hendak di kuasai. Idealnya keempat poin ini ada dalam setiap sesi latihan, namun kendalanya sering kali poin-poin ini miss dikarenakan poin sebelumnya tidak dapat terselesaikan padahal sesi latihan kita sudah habis, dan saya sering mengalaminya. Biasanya saya akan membaginya dalam beberapa hari. Semisal hari pertama saya akan menyelesaikan poin no1 dan no2, dan hari brikutnya poin 3 dan 4. Setelah bentuk dari kordinasi tsb benar-benar saya kuasai, baru saya mencobanya dalam groove dan chart.


Selain itu ada beberapa hal juga yang patut diperhatikan saat berlatih, yaitu:

sediakan handuk dan air mineral. Hal yang sepele, namun penting. Karena drumming termasuk ’olah raga’ dalam arti yang sesungguhnya, sehingga tubuh akan banyak mengeluarkan kringat untuk mendinginkan tubuh. Kalo bisa sehabis berlatih, mandi biar gak bau.

Usahakn untuk berlatih dengan menggunakan metronom. Ini melatih kita untuk keep on tempo. Terlepas dari selera beberapa orang yang suka bermain musik tanpa tempo, berlatih perlu menggunakan tempo, agar tubuh ini tahu sedari dini apa itu tempo.

Gabungkan beberapa latihan. Ini tips dari Thomas Lang yang kemarin baru Tour Klinik di Indonesia. Dia sarankan untuk menggabungkan beberapa materi dalam satu latihan agar ini menghemat waktu berlatih. Contohnya jika kita sedang berlatih singel stroke on pedal, usahakn juga utk memainkan groove pada tangan or rudiment. Sehingga kita mendapatkan beberapa hasil dalam satu waktu bersamaan.

Usahakan untuk berlatih di depan cermin. Ini dapat memperlihatkan bagaimana motion dan body language kita saat bermain. Ini menjadi hal yang penting karena drummer tidak hanya didengar saja seperti pemain keyboard or vocalis, namun dilihat juga (survei majalah ’Hai’, drummer menempati urutan pertama yang ingin dilihat dalam sebuah band). Selain itu, belajar bermain di depan kaca membuat kita mengerti bahwa setiap drummer mungkin tidak ganteng, tapi banyak cewe cantik yang berebut pacaran sama kita. Syukuri anugrah tsb.

Jika memungkinkan rekam hasil latihan anda, dan dengarkan bagaimana anda bermain. Apakah intonasinya jelas, stroke-nya rata atau tidak, bagaimana harmoni suaranya, dsb. Tapi jangan pernah memberikan rekaman latihan kita kepada produser!

Fun and Creative. Namanya juga musik, harus kreatif dong, termasuk dalam berlatih. Ini yang membuat kita fun dalam berlatih. Sesi latihan harus menyenangkan, karena ingat sebelumnya, latihan itu hampir kita lakukan sepanjang hidup kita. Kalo tidak menyanangkan, hidup akan menjadi beban dan menyusahkan karenanya. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam kondisi yang tidak menyenangkan (baca latihan.red).



Kunci dari keberhasilan dari latihan adalah disiplin. Mendisiplinakn diri itu perlu, dalam hal apapun juga. Tidak ada hasil yang kita dapatkan tanpa disiplin. Belajar adalah cara kita mendisiplinkan diri terhadap sesuatu hal. Tidak ada belajar tanpa disiplin.

Mengatas Rasa Gugup saat Bermain

Beberpa waktu lalu di sebuah forum musik tanah air, seya membaca sebuah topik yang saya rasa cukup bagus. Isi topik tsb, bagaimana mengatasi rasa gugup sebelum manggung. Ini mengingatkan saya kembali beberapa tahun lalu saat saya membaca sebuah buku dengan judul asli 'The Best of Concepts', penulis Roy Burns, master drummer era 60an. Buku ini sempat di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2003, dg judul 'Mau Jadi Drummer Profesional? ini Panduannya!' (kenapa judul Indonesianya norak bangat ya).

Menurut saya buku ini terlalu bagus dan sangat sayang di lewatkan untuk di baca oleh drummer manapun.

Anyway, disalah-satu babnya dia menyinggung mengenai Konsentrasi. Kemampuan berkonsentrasi dan mempertahankan perhatian sekalipun diserang rasa takut or tertekan amat sangat penting dan dibutuhkan oleh, baik musisi yg profesional maupun become profesional.

Misalnya jika kita gugup pada saat sesi rekaman or audisi, makan kita akan kehilangan konsentrasi. Kita berharap, "semoga aku tidak melakukan kesalahan", namun justru kita akan tenggelam dalam pikiran tsb dan akhirnya malah kita melakukan kesalahan dan menjadi lebih gugup dan lebih banyak membuat kesalahan lagi.

Beberapa orang (dan terkadang juga saya sendiri) membangun self confidance dengan berlatih dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya akan bermain dg baik. Sering kali ini menolong sebelum akhirnya saya tenggelam dalam rasa percaya diri berlebih karena dilakukan terlalu sering dan tidak realistis.

Biasanya saya jadi over confidance sehingga berakhir menjadi permainan 'semau gue'. Dengan kata lain, bermain secara berlebihan karena saya yakin diri saya benar-benar hebat.

Nah saran mr Burns ini benar-benar ok bangat (dan sudah teruji dan terbukti. Jadi kunjungi segra otlet-otlet kami).

Dia mengatakan metodeh termudah (yang sebenarnya tidak mudah) adalah meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.

Ketika kita sungguh2 berkonsentrasi, kita tidak akan menjadi percaya diri secara berlebihan atau sebaliknya, tidak percaya diri; semata-mata mata kita berfokus pada tugas yg harus di kerjakan. Ketika kita berkonsentrasi total, tidak ada ruang bagi rasa gugup/takut or sebaliknya, over confidance.

Jangankan biarkan pikiran mengambang or melayang-layang, ini bukti bahwa kamu sedang tidak berkonsentrasi. Misalnya saat sedang latihan, sso mengtakn sst kepadamu lalu kamu berkata, "sori, ngomong apa tadi?". Itu artinya kamu berada di tempat lain, artinya kamu sedang tidak konsen, artinya kamu melamun.

Konsentrasi membuat kita peka, ware dengan kondisi sekitar kita. Misal saat sso menodong kamu dengan pisau, tidak mungkin pikiranmu dibiarkan melayang. Kamu pasti berusaha berkonsentrasi agar dapat keluar dari situasi tsb dengan selamat; kamu akan lebih peka dan beware dengan kondisi sekitarmu.

Jadi lupakan ketakutanmu dan berkonsentrasi agar bisa bekerja lebih baik. Katakan pada dirimu, "aku ada dlm situasi ini karena mereka mpercayaiku. Karena itu aku akan berkonsentrasi penuh pada musik&permainanku. Dengan begitu aku bisa melakukan yg terbaik dalam kondisi ini".

Namun konsentrasi pun tidak secara ajaib menghilangkan rasa takut&tekanan, itu sangat sulit. Bagi saya bukan ide yg bagus. Seperti contoh di todong pisau, rasa takut itu memliki sisi baik yg membuat kita lebih siaga. Rasa takut&tertekan itu wajar, namun kita harus mengatasi emosi-emosi tsb sehingga kita tidak perlu melakukan kesalahan yg tidak perlu (karena ada jg kesalahan-kesalahan yg perlu).

Beberapa tips mengenai konsentrasi:

· Konsentrasi adl keterampilan yg bisa dan harus dikembangkan. Belajar memfokuskan perhatian pd hal-hal yg penting

· Kita akan sangat mudah berkonsentrasi pd hal-hal yg menarik. Kita tidak bisa memaksa diri utk fokus trhdp hal yg tidak menari bagi kita, seperti fokus menonton cacing gulat. Jika kita sulit berkonsntrasi tanyakn pd dirimu, "kenapa situasi ini penting bagiku? Apa keuntungan bagiku?". Ini akan mbuat kita lebih fokus.


Tidak ada jalan pintas or formula ajaib. Konsentrasi tidak menggantikan bakat, keterampilan, latihan, atau pengalaman, namun konsentrasi membantu agar semuanya itu bisa kamu keluarkan dlm situasi takut&tertekan. Konsentrasi membantumu melakukan yg terbaik di bawa tekanan. Tampil dg baik di bawa tekanan adl kunci penting utk menjadi profesional.

Satu hal lagi: bahkan jika kamu buka drummer yg luar biasa, belajar konsentrasi akan membantumu menjadi lebih baik dg memberikan yg terbaik. Yang terbaik adl yg bisak kamu lakukan. Dan itu sangat penting bro!

Selasa, Agustus 10, 2010

Cara meningkatkan speed


Sering ditemukan dalam forum-frum drum, baik lokal maupun di luar, pertanyaan-pertanyaan seputar 'speed'. Dari seputar cara-cara meningkatkan speed, sampai, 'mana yang lebih penting, speed atau groove?'

Kita tidak akan memperdebatkan disini, mana yang lebih penting dibanding yang lain. Singkatnya speed merupakan sebuah tools, yang sebaiknya kamu miliki untuk meningkatkan permainan kamu, walaupun kamu bukan seorang pemain speed metal.

Tentunya sesuai dengan judul di atas, kita akan memfokuskan beberapa menit kedepan mengenai speed pada tangan. Masing-masing drummer memiliki metode dan pendekatan mereka sendiri-sendiri. Yang saya akan bagikan disini, tentunya sebuah metode yang berhasil pada diri saya sendiri, dan orang-orang serta murid saya yang memperaktekannya. Tentunya metode ini saya dapat dari pengalaman serta pengamatan terhadap drummer-drummer yang lebih senior. Metode ini meningkatkan speed-mu dalam tiga minggu.

Ada dua langkah yang akan kita lakukan untuk mendapatkan speed tangan yang cepat. Yang pertaman lakukan dengan tempo yang paling cepat yang bisa kamu mainkan dalam durasi tertentu.

Misalnya, memainkan single stroke 32th note pada tempo 110bpm (beats per minute) selama satu menit. Tentunya ini hanya sebagai contoh saja, karena kamu bisa nggunakan rudiment lain selain songle stroke, measure lain selain 32th dan bpm selain 110bpm dirasa sebagai tempo yang paling cocok untuk pemula.

Kenapa dimulai dengan tempo yang paling cepat, bukan dari yang paling lambat?

Karena tempo paling lambat sama sekali tidak membentuk speed. Tempo paling lambat yang bisa kita mainkan melatih membentuk motion tangan. Saat kita berlatih rudiment pada tempo slow, kita dengan seksama dapat melihat apakah motion kita sudah benar atau tidak. Latihan ini semata-mata membentuk motion. Biasanya latihan motion berjam-jam dengan tempo yang teramat lambat (dibawa 40bpm). Billy Sheehan pernah membagikan tips (melatih motion grip) saat klinik di Bandung beberapa tahun silam.

Kendalanya, saat kita memainkan tempo yang paling cepat, kita memainkan tempo yang kita pikir bisa kita mainkan. Perbedaan antara yang bisa kita mainkan dengan yang kita pikir bisa kita mainkan, bisa terlihat apakah dalam satu menit tsb kita benar-benar bisa memainkan rudiment tsb tanpa cacat-cela -- baik power maupun intervalnya stabil.

Bukan soal berapa nominal bpm yang bisa kita mainkan, namun bobot rudiment itu sendiri. Secepat yang bisa kita mainkan dengan benar. Namun bukan berarti santai, karena selama satu menit tsb, kamu butuh untuk memaksa diri kamu, dan tangan kamu.

Setelah kita mengetahui pada bpm mana kita dapat tahan selama satu menit, cobalah untuk mengulangi beberapa kali dengan jedah istirahat 30detik setiap menitnya. Ulangi beberapa repetisi (satu menit rudiment+30detik istrahat) sekitar 45menit-satu jam setiap harinya. Tujuannya untuk memecah otot-otot tangan. Ya, ini hampir sama dengan metode fitness atau body building, karena memang sama-sama membangun otot.

Biasanya dalam 2-3 hari kita sudah dapat menaikan 3-5bpm dari bpm awal.

Latihan ini sangat cocok untuk menaikan speed dengan cepat, sayangnya tidak berimbang dengan daya tahan. Kita tidak mungkin hanya menggunakan speed setiap satu menit saja, sehingga diperlukan daya tahan.

Ini menjadi langkah kedua, yaitu lakukan dengan roll terlama yang bisa kamu lakukan. Kebalikan dengan langkah pertama, langkah kedua ini tidak membutuhkan bpm yang cepat. Cukup dengan bpm medium, namun membutuhkan waktu yang lama.

Waktu yang dipilih di awal latihan, setiap repetisinya adalah tiga menit (3 menit rudiment+1menit istirahat). Setelah itu naik menjadi lima menit. Terakhir, lakukan dalam 15 menit (15menit rudiment+1menit jedah). Ulangi setiap repetisi sekitar 1-2jam setiap harinya.

Lakukan kedua langkah tsb dengan porsi yang berimbang setiap harinya.

Selain kedua langkah tsb, ada satu teknik yang patut di coba, yaitu Unison Tap. Unison Tap adalah teknik dua pukulan atau lebih, yang jatuh serempak/bersama-sama dan menghasilkan satu suara. Berbeda dengan flam yang hampir bersamaan, unison tap mengharuskan drummer untuk membunyikannya satu suara.

Teknik ini sangat bagus sekali untuk membangun speed, power, dan kontrol. Benar-benar menguras tenaga. Sayangnya, teknik ini 'hanya' membangun single stroke. Biasanya unison dilakukan dengan tangan kiri dan kanan, namun tidak menutup kemungkinan untuk melatihnya bersama kaki. Seperti Jojo Mayer dalam dvd terbarunya, serta beberapa solonya menggunakan unison tap. Videonya bisa dilihat disini. Ini sangan sulit.

Lakukan Uniso Tap dengan 16th note selama satu menit. Cari bpm yang benar-benar nyaman. Saran saya, terlebih dahulu lakukan secara perlahan-lahan. Karena tidak mudah menghasilkan dua pukulan secara bersamaan.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
  1. Gunakan Metronom! Ini wajib hukumnya.
  2. Gunakan jam.
  3. Sediakan air mineral. Latihan ini sangat menyita fisik, sehingga perlu untuk mengganti cairan tubuh yang keluar.
  4. Sediakan handuk kering.
  5. Latihan dimana saja, dan kapan saja.
Disiplin. Usahakn untuk berlatih setiap hari. Dua hari tanpa latihan, sudah cukup untuk membuat hasil yang didapat hilang.